Desain Produk

Praktisi Mengajar 2022: Despro ITTP X Desainer In-Land Cofibre Belanda

Halo! Diantara pembaca pasti pernah mendengar tentang Praktisi Mengajar, sebuah program kolaborasi praktisi dan akademisi untuk mendidik para pemimpin masa depan. Pada pelaksanaan perdana Praktisi Mengajar kali ini, Despro ITTP turut berpartisipasi dan mengajak seorang desainer produk profesioanal untuk memberikan materi perkuliahan pada mata kuliah Desain Produk 1 (DP 1). Adapun program Praktisi Mengajar 2022 merupakan bagian dari program Kampus Merdeka. Program ini menghubungkan mahasiswa Indonesia dengan praktisi yang kompeten melalui mata kuliah kolaborasi bersama akademisi. Tujuannya agar lulusan dapat memperoleh ilmu dan kecakapan yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan di dunia kerja.

Untuk dapat mengikuti program Praktisi Mengajar, institusi harus memenuhi persyaratan yakni perguruan tinggi yang terakreditasi dan memiliki Learning Management System (LMS). Sedangkan syarat bagi praktisi diantaranya adalah memiliki keahlian yang dapat diajarkan, telah bekerja dan/atau membuka usaha sendiri (berwirausaha) selama minimal tiga tahun, dihitung secara kumulatif sejak lulus perguruan tinggi minimal D3 atau sederajat, serta memiliki motivasi kuat untuk berkontribusi di bidang pendidikan. Praktisi yang lolos verifikasi dapat berkolaborasi dengan skema intensif maupun pendek. Pada kesempatan kali ini Despro ITTP berkolaborasi dengan praktisi dalam skema pendek, terhitung mulai September hingga Oktober.

Lantas siapa praktisi yang berkolaborasi dengan Despro ITTP kali ini? Adalah desainer muda asal Surabaya, Viriega Fauzia Rachmanda. Meski terbilang muda, desainer yang akrab disapa Kak Ega ini sudah tidak diragukan lagi kiprah profesionalnya. Selama lebih dari 1 dekade berkarya sebagai desainer produk professional Kak Ega telah mendapat beberapa penghargaan diantaranya Youth Talented Young Designer 2017 dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia dan All Star Asian Youth Packaging Designer 2015 dari Asian Packaging Designer Associate. Muze Bluetooth Speaker, PWC 777 Gallon Dispenser, Bigband Audio Theater 2013, serta Android Phone R2501 adalah beberapa karya Kak Ega selama menjadi desainer in-house Polytron. Kak Ega juga kerap diminta untuk mendesain untuk projek-projek lepas baik untuk skala massal maupun rumahan. Setrika Maspion Hijab Series adalah salah satu desain Kak Ega selama mengerjakan projek lepas. Setelah 7 tahun menggali ilmu dan pengalaman di dunia industri Kak Ega melanjutkan studinya di Belanda dan kini menetap di Belanda. Saat ini Kak Ega merupakan desainer in-house di In-Land Cofibre, sebuah perusahaan di Enschede (Belanda) yang mengembangkan tas belanja pintar berdasar filosofi ekonomi sirkular.

Dalam kolaborasi ini Kak Ega yang dipandu oleh dosen pengampu mata kuliah berkesempatan menyampaikan materi, dalam 2 pertemuan perkuliahan. Tiap perkuliahan berdurasi 2 jam. Pertemuan pertama berbentuk kuliah umum yang dapat diikuti oleh audiens umum dan diwajibkan bagi peserta mata kuliah DP 1. Pertemuan kedua berbentuk perkuliahan kelas yang diikuti oleh mahasiswa Despro ITTP angkatan 2021-2022. Pada pertemuan pertama Kak Ega memaparkan materi tentang experiment design, yakni desain berbasis eskplorasi dan eksperimen. Experiment design membuka opsi-opsi solusi desain yang tidak terbatas dan out of the box. Materi ini disajikan berdasar studi kasus nyata dari projek-projek yang pernah digarap oleh Kak Ega. Antusiasme peserta terbilang baik. Diluar diskusi tentang materi perkuliahan, mahasiswa juga menggali pengalaman profesional Kak Ega sebagai desainer produk serta bertanya soal tips dan strategi berkarir sebagai desainer produk. Diskusi dan sharing terjadi secara guyub. Tidak ketinggalan Kak Ega juga berbagi motivasi dengan teman-teman mahasiswa agar tetap semangat mengejar cita-cita dan berani bermimpi.

Pada pertemuan kedua, Kak Ega berbagi materi tentang bagaimana mengembangkan sebuah desain produk berdasar karakter sebuah jenama. Setiap jenama tentulah memiliki nyawa yang membedakannya dengan jenama lain. Seorang desainer yang berkarya untuk sebuah jenama perlu memahami betul filosofi, image, value, serta style dari jenama untuk nantinya dimanifestasikan dalam desain. Untuk itu diperlukan analsisi graphic language dari sebuah jenama. Analisis ini juga dibutuhkan dalam pengembangan desain dari jenama yang berkolaborasi (jenama X jenama atau jenama X artis) seperti yang sedang tren belakangan ini. Sebelum kita mengembangkan jenama sendiri tentulah baik jika kita belajar dulu dari jenama yang sudah mapan.

Setelah 2 pertemuan yang seru dan fruitfull, kolaborasi diakhiri dengan praktik analisis graphic language. Mahasiswa diminta menganilisis jenama yang dipilih sendiri dan hasilnya di-review langsung oleh Kak Ega. Praktik ini nantinya akan dilanjutkan pada projek perancangan diakhir perkuliahan DP1. Meski berakhir, komunikasi dan relasi antara mahasiswa, Despro ITTP dengan Kak Ega masih berlanjut diluar kontrak Praktisi Mengajar. Harapannya kedepan akan ada kolaborasi yang lebih seru serta tidak menutup kemungkinan Despro ITTP akan mengajak lebih banyak praktisi lagi untuk berkolaborasi. Salam kreatif!

REN
Purwokerto, 3 November 2022